Pendidikan Sejarah adalah integrasi antara bidang Ilmu Pendidikan dan bidang Ilmu Sejarah yang dalam hal ini indigenous history (local historyyang berfungsi untuk menelusuri dan menganalisis networking collective memories bangsa Indonesia, baik dalam konteks relasi antaretnisitas maupun etno-religiositas. Relasi itu meliputi kehidupan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Eksplorasi networking collective memories bersifat scientific dan educative untuk memperkuat bingkai NKRI. Sifat scientific dan edukatif itu menjadi faktor nation competitiveness.

Dasar scientific penelusuran dan analisis indigenous history (local history) adalah untuk ditransmisikan, dan transmisi itu melalui proses bersifat historical thinkinghistorical skill, dan historical issues. Proses itu merupakan kemanfaatan dari Program Magister Pendidikan Sejarah. Bahkan kemanfaatan lain adalah membentuk profesionalitas dan kompetensi dalam pendidikan dan pembelajaran, serta kompetensi pengembangan strategi perekatan kehidupan bangsa. Fenomena ini belum berjalan sebagai proses nation competitiveness. Yang terjadi di lapangan (sekolah menengah danperguruan tinggi) adalah guru, instruktur, dan dosen masih mengedepankan pengetahuan sejarah bersifat hafalan, dan hal itu sangat berseberangan dengan Kurikulum 2013.

Eksplorasi networking collective memories untuk membentuk kesadaran bangsa dan menekan timbulnya konflik sosial. Otonomi daerah menuntut sumber daya Pendidik Sejarah harus kompeten dalam permasalahan: (1) pendidikan dan pembelajaran, (2) membangun kesadaran untuk menekan konflik sosial, dan (3) merekatkan bangsa yang diisyaratkan Kurikulum 2013. Kompeten profesional pendidikan dan pengajaran meliputi: kurikulum, buku teks, strategi dan model pembelajaran, media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Dengan dasar itu profesional merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan pembelajaran sejarah yang dibutuhkan sebagai tantangan menghadapi problematika masa kini maupun masa mendatang.